Salah satu dari banyaknya sifat yang sangat dibenci oleh Allah swt adalah takabbur. Sedangkan takabbur ialah sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab sullam At-taufiq, yakni
ردالحق واستحقار الناس ورؤيته أنه خير من كثير من خلق الله تعالى
“menolak kebenaran,menghina menusia, dan melihat dirinya lebih baik dari kebanyakan makhluq Allah swt”. Kata takabbur memang banyak mengandung artian, bisa dengan congkak, menganggap lebih baik dari siapapun, pembangkang, dan lain sebagainya. “Memang Allah swt menganugrahkan salah satu sifatNya pada manusia yang Ia ciptakan, seperti melihat, mendengar dan lain sebagainya, akan tetapi tidak dengan takabbur, Ia memang tidak menganugrahkan sifat tersebut, sebab yang patut takabbur hanyalah Allah swt, tidak dengan manusia”. Demikian dauh syaikhina KH. Ach Romli Fakhri disela-sela beliau mulang/mengajarkan tafsir. Memang tak ada yang bisa ditakabburkan/sombongkan dari seorang makhluq, mari sejenak berfikir, apa yang bisa disombongkan, toh semuanya hanya pemberian yang tidak akan kekal, bisa melihat misalnya, apa iya hal tersebut bisa abadi sampai hari terakhir menghirup udara bumi. Atau mendengar, apa iya hal tersebut juga bisa sampai hari terakhir melihat matahari dunia, tidak kan? Nah inilah sebenarnya kenapa tidak ada yang bisa disombongkan. Dan jika umpamanya Allah swt berkehendak mengambil kembali apa yang iya berikan, apa daya kita untuk menolak hal tersebut, yang pasti hanya bisa pasrah. Oleh karena itu apapun alasannya sombong memang tak pantas untuk dimiliki, bahkan harus diretas sampai tuntas, sebagaimana yang disyi’irkan oleh Al-imam syekh Ruknul Islam
والكبرياء لربنا صفة به # مخصوصة فتجنبنها واتقى
“Sombong adalah milik tuhanku, dan menjadi sifat khususNya, maka jauhilah [Sombong] dan jagalah diri [dari sifat sombong]”. Apa lagi dalam keadaan mencari ilmu, bahkan menurut imam Zarnuji jika mempunyai sifat tersebut akan sangat sedikit peluang untuk bisa mendapatkan ilmu yang manfaat.
Selaras dengan syi’ir ulama’,
العلم حرب للفتى المتعالى # كالسيل حرب للمكان العالى
“Ilmu adalah musuh bagi pemuda yang menyombongkan diri, seperti air bah musuh bagi daratan tingggi”. Akan tetapi jika hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, maka memang sangat sulit untuk dihindari.