Kisah  

Cinta Lintas Agama

cintaaa

Dinamika cinta memang sulit untuk diuraikan dengan kata-kata, dinalar dengan akal pun begitu. Cinta itu dapat membutakan dan mentulikan, begitulah adagium (pepatah) ulama yang sering terdengar di telinga kita. Siapa pun bisa berubah karenanya, muda atau tua. Seseorang bisa saja salah tingkah atau bahkan berubah 180 derajat disebabkan virus cinta yang tidak bisa dikontrol. Dilansir dari kitab al-Jawahir al-Lu’luiyah, yang diceritakan oleh Muhammad bin Abdullah al-Jaradani bahwa ada kisah dua sejoli yang saling mencintai namun beda keyakinan.

Alkisah, si pemuda Muslim sangat mencintai wanita yang beragama Nashrani. Saking cintanya dia sampai jatuh sakit berhari-hari menahan gejolak rindu hingga menyebabkannya wafat. Tapi sayang seribu sayang, sebelum meninggal dunia pemuda ini berkata “Sungguh aku sangat mencintainya, tapi sayang aku tidak bisa hidup bersama dengannya di dunia, kalau aku mati dalam keadaan Islam tentu di akhirat nanti tidak bisa hidup bersamanya kalau begitu aku harus mati dalam keadaan beragama Nashrani”.

Tidak berselang lama pemuda tersebut benar-benar mati dalam keadaan murtad. Na’udzu bil-Lahi min dzalik.

waktu yang sama, si wanita Nashrani juga mengalami sakit parah disebabkan perasaan cintanya pada pemuda Muslim itu. Dalam hatinya dia berkata “Pemuda itu sangat mencintaiku, tapi sayang dia mati sebelum hidup bersama denganku di dunia. Aku khawatir apabila aku mati dalam keadaan Nashrani di akhirat nanti tidak bersama dengannya. Aku harus mati dalam keadaan Islam”. Akhirnya wanita Nashrani ini mati dalam keadaan Islam tanpa disadari bahwa kekasihnya mati dalam keadaan beragama Nashrani. Memang benar dauh Akhina al-Kabir Ust. Abd Rachman MA yang mengatakan “Jangan sampai ada kata ‘tapi’ sebelum ‘sayang’karena pengertiannya akan berbeda”. Ya, begitulah rumitnya cinta seperti kisah di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *