Diantara kelompok yang divonis sesat secara konsensus Ulama Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah adalah Wahabi. Wahabi adalah salah satu kelompok yang sangat ekstrem, dengan fatwanya yang tidak konsisten, ganjil dan mempunyai sifat tasyrik, takfir, yang lebih parah lagi adalah mujassimah hingga membuat Ulama Aswaja (Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah) khawatir akan terpengaruhnya masyarakat dengan fatwa-fatwa Wahabi tersebut.
Uniknya, Wahabi sangat antusias membid’ahkan dan mensyirikkan Aswaja karena merayakan maulid dan ziarah kubur yang notabene tidak kontradiktif dengan syari’at, dari pada harus melarang orang-orang yang megadakan diskotik natal dll, Yang jelas-jelas bertentangan dengan syari’at. Syaikhul Islam Ibrahim al-Baijuri berkata: (قوله ثم الذنوب عندنا قسمان) اي ثم الذنوب عند جمهور اهل السنة قسمان صغائر وكبائر كما سيذكره خلافا للمرجئة حيث ذهبوا إلى انها كلها صغائر ولا تضر مرتكبها مادام على الإسلام.
“Perkataan nadzim bahwa dosa ada dua bagian, artinya dosa menurut Jumhur Ulama Ahlus-sunnah wal Jama’ah terbagi menjadi dua bagian dosa kecil dan dosa besar seperti keterangan yang akan disebutkan. Beda halnya dengan kelompok Murjiah, mereka berpendapat bahwa setiap dosa itu kecil dan tidak ada efek bahaya bagi yang melakukannya selama dalam keadaan Islam” (Tuhfatul murid H. 129)
Diantara contoh dosa besar bahkan yang paling besar adalah syirik kepada Allah Swt, dari situ sudut pandangan Wahabi identik dengan pandangan Aswaja bahwa syirik kepada Allah adalah termasuk dosa yang sangat besar dan tidak akan diampuni dosanya kecuali bertaubat kepada Allah SWT.Tetapi kendati demikian, Wahabi berdusta saat mengambil contoh syirik, yang seharusnya mengutarakan contoh syirik seperti menyekutukan Allah dengan makhluk, malah mengutarakan contoh syirik seperti ziarah kubur na’udubillah.
Disamping contoh dari pada wahabi tersebut kontradiktif dengan Hadis, juga berkonsekuensi fatal dan menyesatkan serta meresahkan bagi masarakat awam. Sekarang kita diskusikan, kenapa Wahabi dengan lancangnya mengambil contoh syirik seperti ziarah kubur? Karena mereka (Wahabi) mempunyai pandangan, bahwa orang-orang yang berkunjung (berziarah) kekuburan, dianggap menyembah kepada kuburan, bukan ngalap barokah melalui sarana kuburan begitulah asumsi wahabi mengenai ziarah kubur.
Seharusnya Wahabi mensyirikkan dan melarang orang-orang yang mempunyai kontensi kuburan sebagai Tuhan, bukan mensyirikkan orang-orang yang berkunjung (berziarah) kepada kuburan, Karena Rasulullah Saw tidak melarang seseorang untuk ziarah kubur.
Itulah fatwa Wahabi, tidak konsisten dengan fatwanya, teriak-teriak di Youtube dengan mengatakan ahli Qur’an dan hanya ingin mengamalkan hadis sahih saja, tapi nyatanya ketika ada hadis sahih yang menjelaskan tentang bolehnya ziarah kubur ditolak mentah-mentah bukankah tindakan yang seperti ini tidak di katakan mencla-mencle? Ngaku ahli Hadis namun nyatanya pemahamannya mengenai hadis sangat minim.
Banyak hadis yang menjelaskan tentang ziarah kubur, yang pertama Rasulullah Saw bersabda:
عن ابي بريدة عن ابيه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم نهيتكم عن زيارة القبور فزروها
“ Dari abi buraidah dari ayahnya, Rasulullah Saw bersabda : dulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur maka sekarang berzirahlah “ (Imam Muslim syarhu Muslim lin-Nawawi juz 4 shahifah 52 fi babi ista’dzana An-nabiyu shallallahu alaihi wasallam Rabbahu)
yang kedua :
عن ابي هريرة قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فزورو القبور فإنها تذكر الموت
“ dari Abu hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda : berziarahlah kalian karena sesungguhnya berziarah bisa mengingatkan kematian “ (Imam muslim syarah muslim lin-nawawi juz 4 shahifah 52 fi babi ista’dzana An-nabiyu shallallahu alaihi wasallam Rabbahu( bahkan Rasulullah Saw juga melakukan ziarah kubur kepada kuburan ibundanya dalam Hadis di sebutkan :
عن ابي هريرة قال, زار النبي صلى الله عليه وسلم قبر أمه فبكى وابكى من حوله
“dari Abu Hurairah berkata : Nabi Muhammad Saw berziarah kekuburan ibundanya kemudian beliau menangis dan membuat nangis orang-orang yang ada di sekitarnya (Imam Muslim syarahu Muslim lin-Nawawi juz 4 shahifah 52 fi babi ista’dzana An-nabiyu shallallahu alaihi wasallam Rabbahu( dari uraian Hadis di atas sudah jelas bahwa ziarah kubur tidak bisa di katakan syirik karena Rasulullah Saw melakukanya. Jika Wahabi tetap ambisi untuk mensyirikkan orang-orang yang berziarah kekuburan, secara tidak langsung berani mengatakan bahwa Rasulullah Saw sebagai induk dari perbuatan kesyirikan karena telah melakukan ziarah kubur Na’udzubillah!