Kajian  

DUA MAHKOTA KETURUNAN BAGINDA NABI

Banyak dalil yang mengharuskan ummat islam untuk mencintai dan memuliakan keluarga serta keturunan rasulullah (ahlul bait ), baik dari al-qur’an maupun hadist. Diantaranya adalah “sesungguhnya allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS-Al- ahzab:33) dan hadist “sesungguhnya aku meniggalkan untuk kalian sesuatu yang apabila kalian berpegang teguh denganya maka kalian tidak akan sesat yaitu kitab allah (al-qur’an) dan keturunanku, keluargaku.”

Akan tetapi, dalam mencintai ahlul bait harus profesional, tidak boleh sampai pada taraf cinta buta ataupun fanatik buta. Beberapa orang salah dalam menyikapi hal itu, sebagian terlalu berlebihan seperti halnya sakte syi’ah dan sebagian lagi terlalu menyepelekan bahkan tak mau mengakuinya seperti sakte wahabi.

Sebagaimana maklum, bahwa garis nasab keturunan rasulullah dari dulu hingga saat ini seluruhnya adalah melalui jalur sayyidah fatimah az zahra. Hal ini merupakan sebuah keistimewaan baginya karena dalam pandangan syariat, garis nasab hanya dianggap dari jalur laki-laki.

Sementara itu, dari hasil pernikahan sayyidah fatimah dengan sayidina ali bin abi thalib lahirlah lima putra putri yaitu sayidina hasan, sayidina husain, sayidina muhassin (wafat saat masih bayi). Sayyidatuna ummi kultsum. Menurut riwayat yang shahih, sayidina muhassin /muhsin merupakan bayi keguguran dan tentu saja tidak ada keturunannya. Sedangkan sayyidatuna zainab dan sayyidatuna ummi kultsum adalah jalur wanita yang tak seistimewa ibunya sehingga dianggap terputus.

Dengan demikian, hanya sayidina hasan dan sayidina husainlah yang menurunkan para keturunan mulia rasulullah di seluruh belahan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *