Akhlak  

DEMI MERAIH RAHMAT TINGGALKAN NIKMAT SESAAT

Manusia dilahirkan dalam keadaan suci bersih tanpa dosa sedikit pun, layaknya kertas putih yang belum di tulis di dalamnya. Namun dengan bertambahnya waktu dan usia manusia sendiri lah, yang menodai diri sendiri dengan melakukan perbuatan yang di larang oleh Allah SWT sehingga membuat Allah SWT murka padanya. Maka dari itu, setiap manusia yang melakukan dosa, dia harus bertaubat kepada Allah SWT  atas segala dosanya yang diperbuat. Adapun yang di maksud dosa, sebagaimana keterangan yang ada dalam kitab At-Takrifat ialah:

ما يحجبك عن الله

”Sesuatu yang menghalangimu dari Allah SWT”

Taubat adalah paling mulianya munajat seorang hamba kepada sang pencipta dari segala dosa yang di lakukan di dunia. Allah, memerintahkan kepada hambanya untuk bertaubat dan berjanji kepada orang yang mengerjakannya untuk mengampuni semua dosanya. Sebagaimana dalam firman Allah SWT di dalam al-Quran :

وتوبوا الى الله جميعا ايها المؤمنون لعلكم تفلحون

”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung” (Q.S an-Nur {31}

Adapun hukum bertaubat adalah wajib bagi orang islam yang mukallaf secara kaffah, baik laki-laki atau prempuan, merdeka ataupun budak bahkan jin sekalipun, tetap wajib bertaubat serta wajib menjaga dari hal-hal yang menyebabkan dosa, karna hal tersebut dapat membuat murka sang pencipta. Disamping itu, hal tersebut menjadi penyebab celakanya seseorang di dunia hingga ke alam akhirat. Adapun yang di maksud taubat ialah:

الرجوع عما لا يرضى الله الى ما يرضيه مما هو محمود في الشرع

”Kembali dari sesuatu yang tidak di ridhai Allah kepada sesuatu yang di ridhai (hal-hal baik) menurut syara’”

Taubat  terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1- taubat dari dosa yang tidak berkaitan dengan haq adami seperti contoh zina dan meninggalkan sholat adapun cara bertubatnya ialah dengan menyesal,bersedih dan merasa menyesal atas dosa yang pernah di lakukannya, dan berjanji di dalam hatinya tidak akan mengulanginya. imam al-Ghozali berkata:

ومن ترك الذ نب وفي نفسه انه ربما يعود اليه فليس بتا ئب

Artinya:”barang siapa meninggalkan dosa,namun didalam hatinya ada kemauan untuk mengulanginya lagi,maka dia bukan orang yang bertaubat”

2- taubat dari dosa yang berkaitan dengan haq adami seperti contoh ghibah dan mengambil haq orang lain tanpa izin adapun cara bertaubatnya ialah dengan cara ia wajib menyelesaikan tanggungan haq adami tersebut atau meminta kerelaan kepada pihak yang bersangkutan semisal,ada orang mencuri harta orang lain maka, disamping ia meminta ampun kepada allah dan menyesalinya ia juga harus mengembalikan harta yang dicuri Rasulullah bersabda:

رحم الله عبدا كان عليه لأخيه مظلمة في عرض أو ماله فجاءه فا ستحله

 Artinya: “semoga Allah merahmati seorang hamba yang menzhalimi harga diri atau harta saudaranya,kemudian datang kepadanya dan meminta agar dihalalkan”

Kategori orang dikatakan bertaubat bukan hanya mengucapkan” Astaghfirullah al-Adzim wa atubu ilaihi” tanpa ada penyesalan di dalam hati dan berniat untuk tidak melakukanya kembali.

Hal-hal primer dalam bertaubat

Bagi orang yang ingin bertaubat, ada berbagai cara untuk melakukannya agar taubatnya ideal. Berikut hal-hal urgen dalam bertaubat:

1-Menyesal atas perbuatan yang dilakukan dan berharap untuk tidak melakukannya lagi

2-Berniat tidak akan melakukan dosa seterusnya sampai akhir hidupnya karena takut kepada Allah.

3-Memperbanyak membaca istighfar di setiap saat baik suka maupun duka.

Ketika seseorang terjerumus dalam kemaksiatan, maka wajib untuk segera bertaubat kepada Allah tanpa terus menerus melakukan kemaksiatan dan ridha dengan hal tersebut. Allah SWT tidak akan mengingkari janjinya; bahwa orang yang bertaubat dari dosanya akan di ampuni selama bukan dosa syirik.

Rasulullah bersabda dalam hadisnya:

ويتوب الله على من تاب 

”Allah akan mengampuni atas orang yang bertaubat” (H.R imam Ahmad dan Bukhari Muslim)

Dalam hadis yang lain, Rasulullah juga bersabda:

 من تاب قبل ان تطلع الشمس من مغربها تاب الله عليه

”Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari tempat tergelamnya, maka Allah akan mengampuni padanya”

Memang sepantasnya, bagi seorang mukmin terus menerus bertaubat dan meminta ampun dengan memperbarui taubatnya di setiap saat, karena dosa yang dilakukan oleh seorang hamba itu amat banyak, mulai dari dosa besar dan kecil, baik secara lahir atau batin, maka dari itu Rasulullah memerintahkan ummatnya untuk bertaubat. Hal tersebut dipaparkan dalam hadis:

ياايهاالناس توبوا الى ربكم قبل ان تموتوا وبادروا بالأعمال الصالحة قبل ان تشغلوا وصلوا الذى بينكم وبين ربكم بكثرة ذكركم له

”Wahai manusia, bertaubatlah kalian semua kapada tuhanmu sebelum kalian semua mati dan terus meneruslah berbuat kebaikan sebelum kalian semua sibuk dan wushullah(menyambung hubungan) pada tuhan kalian semua dengan memperbayak menyebut padanya. (H.R ibnu Majah)

التائب من الذنب كمن لا ذنب له

     ”Orang yang bertaubat dari dosanya, bagaikan orang yang tidak mempunyai dosa padanya”

Bagi seorang mukmin, merupakan suatu kewajiban untuk mematuhi hal-hal yang di printah dan dilarang oleh Allah, sehingga orang yang melanggar perintahnya akan berkonsekuensi terhadap diri sendiri. Adakalanya orang yang melanggar di balas di dunia atau di akhirat, hal tersebut tergantung kehendak Allah SWT, namun kendati demikian, bagi orang yang bertaubat dari dosanya tidak menutup kemungkinan bahwa dosanya akan di ampuni. Allah berfirman:

فمن تاب من بعد ظلمه واصلح فان الله يتوب عليه ان الله غفور رحيم

”Barang siapa bertaubat setelah melakukan kezaliman kemudian berbuat baik, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya, karna sesungguhnya Allah Dzat yang mengampuni  lagi maha penyayang” (Q.S al-Maidah{39})

Dalam hadis lain juga disebutkan:

لو أخطأتم حتى تبلغ خطاياكم السماء ثم تبتم لتاب الله عليكم

”Jika kalian semua melakukan kesalahan hingga kesalahanya sampai ke langit kemudian kalian bertaubat, maka Allah mengampuni pada kalian”

Memang setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, karena memang tempatnya salah dan lupa. Hal ini sesuai dengan maqalah para ulama, ”manusia tempatnya salah dan lupa” kendati seperti itu, sebagai manusia, jangan sampai putus asa untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebab sebaik-baiknya orang yang berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat. Di sini penulis sengaja memberi cara untuk bertaubat, agar pemuda-pemudi melakukanya hingga bisa menggapai ridha Tuhannya.

Fakhruddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *