” ألرحمن على العرش استوى “
( QS. THaha 5 )
Ayat inilah yang sering diutarakan oleh orang-orang penganut musyabbihat (mujassimah) kepublik secara umum bahwa Tuhan mempunyai tempat serupa dengan tempat manusia mereka mempunyai pengertian lafadz إستوى dengan duduk bersela yang serupa dengan selanya manusia. Sebenarnya ulama’ didalam ayat ini terbagi menjadi tiga kelompok yang pertama mengertikan lafadz إستوى dengan sesuatu yang pantas kepada Allah SWT. Ini adalah pengertian ulama’ salaf. Sedangkan yang kedua diduduki oleh kelompok ulama’ Kholaf yang mengertikan lafadz إستوى dengan kekuasaan Tuhan, kedua kelompok ulama’ ini masih dalam ruang lingkup pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah. sedangkan kelompok yang ketiga tentang lafadz إستوى ini yang disebut golongan musyabbihat(mujassimah) dengan mengartikan lafadz إستوى seperti yang telah kami singgung di atas. Kelompok inilah yang keluar dari pemahaman Aswaja, karena mengatakan bahwa Al-khaliq serupa dengan makhluq. Padahal didalam kitab suci Al-Qur’an di sebutkan bahwasan Nya tuhan tidak serupa dengan makhluk yaitu ayat yang kesebelas di dalam surat Al-Syura
ليس كمثله شيئ وهو السميع البصير
( QS. Al-Syura 11 )
Ayat inilah yang dipegang teguh oleh ulama’ Ahlussunnah wal Jamaah baik ulama’ salaf maupun ulama’ kholaf bahwa tuhan tidak serupa dengan makhluk Allah tetap mempunyai sifat
مخا لفته تعالى للحوادث
“Tuhan berlainan dari sekalian alam”.