WANITA CANTIK YANG DINANTI MALAIKAT MALIK

Lazimnya, setiap sifat individu manusia pasti menginginkan fisik yang baik, berpenampilan yang menarik, terlebih dengan wanita yang notabeni kehidupannya selalu ingin berhias, bertampil wow. Realitanya tidak bisa dipungkiri, bahwa setiap manusia secara kaffah, pasti ingin memiliki fisik yang normal dan elok serta sangat bahagia ketika memilikinya.

   Namun konsekuensinya, terkadang kecantikan justru menjadi fitnah bagi wanita, menjadi perantara akan kerusakannya bisa kita lihat melalui data yang valid dari berbagai sumber, berapa banyak wanita cantik yang justru menjual harga dirinya kepada publik lantaran merasa dirinya laku dan layak untuk dikonsumsi para laki-laki hanya karena memiliki fisik bagus atau lebih viralnya disebut bohay dan cantik.

   Tidak hanya itu, kecantikan justru juga bisa menjerumuskan wanita kepada kesombongan, lebih eksplisitnya ketika didiskusikan dengan mindset yang jernih dari berbagai kasus, betapa banyaknya istri cantik yang berani terhadap suaminya karena mempunyai asumsi, andai dirinya dicerai, sangat mudah baginya untuk mencari pendamping lain karena bersi-kukuh terhadap kecantikan dan keindahan badannya. 

    Sangat banyak konten para wanita yang belakangan ini menggemparkan publik serta mencoreng martabatnya, khususnya terhadap kaum laki-laki seperti di media sosial. Hal tersebut sangat memprihatinkan karena bisa menggores nama baiknya sendiri serta menjatuhkan sakralitas wanita dimata pria.

   Opini di atas bukan keluar dari ambisi sang penulis, melainkan melalui survey dari berbagai sumber serta ingin sedikit kami kupas walaupun hanya sekilas.    

   Syekh Nawawi banten, ulama terkemuka Nusantara berkata:

فأسباب الكبر سبعة الأول العلم قال صلى الله عليه وسلم آفات العلم الخيلاء الى أن قال… والرابع الجمال وذلك اكثرما يجري بين النساء ويدعو الى الغيبة وذكر عيوب الناس.

   “Penyebab kesombongan itu ada tujuh, yang pertama ialah memiliki Ilmu. Rasulullah Saw bersabda: penyakit ilmu adalah merasa bangga diri…. Dan yang keempat adalah kecantikan, dan hal tersebut mayoritasnya terjadi terhadap wanita serta bisa menyebabkan terjadinya  gunjing dan menyebarkan aib manusia”  (Muraqil-abudiyyah H.80)

  Subtansi dari redaksi teks diatas secara tegas sudah sangat pas dengan realita yang telah kita saksikan bersama, bahkan menyangkut tentang nikah, ulama menghukumi makruh bagi laki-laki menikahi wanita cantik dengan dalih seperti diatas sombong, lebih komplitnya referensinya sebagai berikut;

وتكره بارعة الجمال لأنها اما أن تزهو اي تتكبر لجمالها او تمتد الأعين اليها.

   “Dimakruhkan menikahi wanita cantik karena terkadang ia (wanita) menjadi sombong lantaran kecantikannya atau banyaknya mata yang akan memandangnya” (I’anathu-thalibin jus 3 H.270 bisa lihat al Bajuri juz 2 H.91)

   Sifat-sifat tersebut harus dibasmi semaksimal mungkin walaupun kenyataannya menjaga hati sangatlah sulit, sesuai dengan kaidah: 

مالا يدرك كله لا يترك كله

   “Sesuatu yang tidak bisa dilakukan secara normal, maka harus dilakukan secara maksimal”.

Karena sifat sombong sangat dimurkai oleh Allah SWT. sebagaimana yang masyhur dari berbagai kitab dan tarikh, bahwa Iblis mendapat laknat Allah hanya karena mempunyai sifat sombong, merasa lebih baik dari Nabi Adam as. Sehingga menjadi penyebab tidak mendapat ampunan dari Allah SWT. Nabi Adam sendiri juga pernah salah, namun masih mendapat ampunan karena kesalahannya tidak berbau kesombongan, sebagai mana yang masyhur, bahwa sifat sombong hanya murni mutlak milik Allah yang tidak boleh satu makhluk-pun yang memilikinya, atau kalau dalam kitab yang lain disebutkan” sifat sombong adalah sorban Tuhan yang tidak boleh satu makhluk-pun menyentuhnya”.(H.Qudsi) Sebagaimna yang ditulis oleh imam az-Zaranji:

الكبرياء صفة لربنا مخصوصة به

   “sifat sombong hanya ditentukan kepada Allah SWT”

Dibawah ini penulis akan memaparkan sebuah Hadis mengenai ancaman bagi orang yang sombong, Rasulullah Saw bersabda:

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال حبة من كبر

   “tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji”.

  Implikasinya, walaupun titik pembahasan diatas objeknya kepada wanita, akan tetapi aspeknya juga mencakup secara masif, (laki dan perempuan) hanya saja wanita dijadikan titik pembahasan karena memandang dua faktor. pertama karena lazimnya, karakter sebagian wanita memang mempunyai perasaan  lebih dan lebih dari orang lain yang kedua karena ada intensi ittiba’ (mengikuti) pada salafus-shaleh.

Exit mobile version