Wanita yang berparas cantik, indah dan rupawan merupakan suatu impian dan idaman bagi setiap kaum Adam. Kecantikan yang berasal dari jiwa yang baik, taat beragama, serta berasal dari keturunan yang baik, merupakan karunia yang tak terlukiskan. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis pada faktor yang kedua, bahwa wanita cantiklah yang direkomendsikan oleh Rasulullah SAW untuk dinikahi.
Dan yang dimaksud dengan cantik, menurut al-Imam al-Ghazali ialah wanita yang mempunyai wajah dengan paras yang cantik, menawan dan elok untuk dilihat. Namun al-Imam al-Ghazali juga menegaskan bahwa jangan memilih atau mencari wanita semata-mata hanya karena kecantikannya saja, tetapi juga harus memperhatikan agamanya.
Itu artinya, agama adalah faktor yang paling utama dalam mencari calon pendamping hidup, karna jikalau hanya mencari wanita yang mempunyai paras wajah yang cantik dan elok, namun keagamaanya tidak kuat, maka terkadang wanita itu hanya akan senang untuk melangsungkan pernikahan saja sedangkan perkara keagamaanya akan dianggap tidak penting olehnya, yang mana semacam itu bukanlah wanita yang disebut dengan wanita berparas cantik dalam islam, melainkan itu adalah wanita yang berlawanan dari pada arti cantik secara pandangan islam.
Pandangan mata dan hati dizaman yang serba canggih seperti ini akan sangat bertentangan dengan kenyataan wujud aslinya, karna wanita yang cantik-cantik hanya akan ditemukan diluar sana, namun untuk menemukan wanita yang cantik sekaligus hati dan keagamaannya yang kuat, sangatlah sulit ditemukan.
Sebagai lelaki yang beriman, hendaklah pintar-pintar memilih wnita yang benar cantik dari hatinya, wanita yang kita lihat memberikan sejuta senyuman kehagiaan, wanita yang taat pada suaminya, wanita yang mampu menjaga harga dirinya dari perbuatan yang tidak diridhoi Allah SWT, dan wanita yang mampu menjaga harta benda suaminya, apabila suaminya jauh atau tidak ada disampingnya. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
قال رسول الله صلى عليه وسلم: خير نسائكم من إذا نظر إليها سرّته وإذا امرها أطاعته وإذا اغاب خفظتها في نفسها وماله
Artinya: ”Sebaik-baiknya istri kalian ialah, Wanita yang ketika engkau melihatnya ia mampu memberikan kebahagiaan, ketika disuruh (dalam kebaikan) patuh terhadap perintahnya, dan ketika suaminya tidak disampingnya (jauh) maka dia akan menjaga dirinya (dari maksiat) dan harta benda dengan sebaik-baiknya”.